Ketika perjalanan dari pasar tumpang ke Ranu Pane, para pendaki disuguhkan pemandangan yang sangat menakjubkan seperti tebing-tebing tinggi dan pegunungan Bromo. Walaupun sempat takut karena jalur perjalanan tepat di atas bukit yang kanan kirinya jurang, namun semua terkalahkan oleh ketakjuban kami pada keindahaan alam yang tersaji. Sampai Ranu Pane kami memulai pendaftaran ke pengurus resmi atau pemerintah setempat untuk pendakian Gunung Semeru.
Perjalanan Menuju Puncak Gunung Semeru
Pertualangan dimulai, diawali dengan perjalanan dari Ranu Pane ke Ranu Kumbolo hingga 6 jam dan dengan pendakian yang terjal dan curam yang kami lakukan pada pagi hari, setelah sebelumnya menginap di penginapan penduduk sekitar kaki Gunung Semeru.
Sesampai di Ranu Kumbolo, udara yang sangat dingin yang perkiraan suhu disana bisa mencapai - 6 derajat celcius. Agar terhindar dari penyakit hipotermia dan tetap fit para pendaki disarankan lebih banyak beraktifitas untuk tetap hangat seperti langsung membuat tenda, memasak atau membuat api unggun.
Ranu Kumbolo adalah danau air tawar, pos berkemah dan beristarahat untuk para pendaki, karena di sini terdapat air untuk diminum dan tempat berkemah yang aman. Setelah melewati Ranu Kumbolo, kami melanjutkan ke "Tanjakan Cinta" dengan tingkat kemiringan yang terjal dan curam. Konon tanjakan ini mempunyari cerita tersendiri yaitu ketika seseorang ingin mendapatkan pasangannya, dia harus berjalan lurus ke depan tanpa melihat ke belakang. Setelah melewati tanjakan terlihatlah tanaman Lavender yang terhampar Iuas dan juga terlihat dari kejauhan puncak Mahameru Gunung Semeru yang berdiri kokoh.
Perjalanan panjang pun kami mulai dengan melewati perbukitan dahulu sebelum sampai ke tempat perkemahan selanjutnya, yaitu melewati Cemoro Kandang dan Jambangan yang merupakan hutan dan perbukitan dengan jalan setapak. Di sana kami harus melewati beberapa jurang yang berbahaya dan pohon-pohon yang telah tumbang. Sesampainya di Kalimati, terlihat jelas di depan mata kami puncak Mahameru Gunung Semeru yang indah.
Kami disambut dengan hujan abu vulkanik begitu tiba di Kalimati. Kami pun harus memakai masker, agar abu tersebut tidak masuk ke dalam paru-paru, karena dapat membahayakan pernapasan. Kami kemudian beristirahat sejenak untuk menyiapkan stamina untuk mendaki lagi pukul 11.00 malam
untuk summit attack. Ketika waktunya tiba, seluruh pendaki sudah slap untuk memulai pejalanan yang sangat berat.
Meski badan mulai Ielah sehabis perjalanan panjang dari Ranu Kumbolo, dengan tekad dan semangat juang yang tinggi maka kami tetap berjuang sampai puncak Mahameru. Sebelum sampai puncak Mahameru kami akan melewati beberapa pos, yaitu pos Arcopodo tempat ber-camp terakhir dan pos Cemoro Tunggal dimana titik pohon terakhir sebelum kita berjuang dengan jalur pasir, abu dan bebatuan.
Ketika sudah sampai di tengah perjalanan saya dan teman-teman sudah mulai berpencar karena ada beberapa teman saya yang sudah kecapaian dan beristirahat sejenak, walaupun badan saya juga ikut Ielah dan mulai mengantuk akan tetapi semangat saya masih mengebu-gebu dan tekad saya ingin sampai puncak Mahameru sangat tinggi.
Dengan pemandangan matahari terbit yang menakjubkan seperti sedang berdiri di atas awan membuat saya berpikir sejenak bahwa ketika seseorang ingin menggapai kesuksesan tidak akan
mudah. Kesuksesan dapat diraih dengan mengorbankan banyak hal diantaranya semangat juang, tekad yang besar dan tidak mudah menyerah akan halangan dan rintangan dengan dilengkapi proses
jatuh bangun .
Dalam proses menuju kesuksesan akan ada hal-hal yang indah seperti ketika saya akan mendaki
puncak disaat kelelahan saya diberikan pemandangan yang sangat indah, yang membuat saya makin semangat ingin sampai puncak.
Sesampainya di puncak Gunung Mahameru, semua lelah terbayarkan. Kami melihat pemandangan yang tidak bisa diucapkan dengan kata-kata. Ada kebanggaan tersendiri, karena kami berhasil mencapai puncak Mahameru Gunung Semeru, puncak tertinggi di Pulau Jawa. Di puncak Mahameru Gunung Semeru kami disuguhkan pemandangan kawah Jonggring Salaka yang menyemburkan asap tebal putih yang bernama Wedus Gembel yang konon diartikan bagi warga sekitar tempat peristirahatan para dewa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar